Powered By Blogger

Sunday, March 24, 2013

PENALARAN


A.     Penalaran

     Pengertian Penalaran adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan berbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.(wikipedia indonesia)

     Contoh:
1.     Beras organik termasuk kedalam beras yang bebas dari bahan kimia.
2.     Tumbuhan jahe bisa di buat untuk jamu.
3.     Hewan cacing bisa berguna untuk penyembuhan penyakit tipes.
4.     Beras organik lebih mahal dari beras-beras biasa yang di jual di pasar.
5.     Tahun 2013 cabe melesat naik harganya.

B.     Proposisi

     Pengertin Proposisi adalah pernyataan tentang hubungan yang terdapat di antara subjek dan predikat. Dengan kata lain, proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inversi tidak dapat disebut proposisi. Hanya kalimat berita yang netral yang dapat disebut proposisi. Tetapi kalimat-kalimat itu dapat dijadikan proposisi apabila diubah bentuknya menjadi kalimat berita yang netral.

Jenis-jenis proposisi
Proposisi dapat dipandang dari 4 kriteria, yaitu berdasarkan :

1.     Berdasarkan bentuk.
2.     Berdasarkan sifat
3.     Berdasarkan kualitas
4.     Berdasarkan kuantitas
Berdasarkan bentuk, proposisi dapat dibagi menjadi 2, yaitu :

1.     Tunggal adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat atau hanya mengandung satu pernyataan.

Contoh :
-        Semua petani harus bekerja keras
-        Semua pemuda adalah calon pemimpin

2.     Majemuk atau jamak adalah proposisi yang terdiri dari satu subjek dan lebih dari satu predikat.

Contoh:
-        Semua petani harus bekerja keras dan hemat
-        Paman bernyayi dan menari

Berdasarkan sifat, proposisi dapat dibagi ke dalam 2 jenis, yaitu :

1.     Kategorial adalah proposisi yang hubungan antara subjek dan predikatnya tidak membutuhkan atau memerlukan syarat apapun.

Contoh :
-        Semua kursi diruangan ini pasti berwarna putih.
-        Semua daun pasti berwarna hijau.

2.     Kondisional adalah proposisi yang membutuhkan syarat tertentu didalam hubungan subjek dan predikatnya. Proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu : proposisi kondisional hipotesis dan disjungtif.

Contoh proposisi kondisional:

-        Jika hari mendung maka akan turun hujan.

Contoh proposisi kondisional hipotesis:

-        Jika harga BBM turun maka rakyat akan bergembira.

Contoh proposisi kondisional disjungtif:

-        Christiano ronaldo pemain bola atau bintang iklan.

Berdasarkan kualitas, proposisi juga dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1.     Positif(afirmatif) adalah proposisi yang membenarkan adanya persesuaian hubungan antara subjek dan predikat.
Contoh:
-        Semua dokter adalah orang pintar.
-        Sebagian manusia adalah bersifat social.

2.     Negate adalah proposisi yang menyatakan bahwa antara subjek dan predikat tidak mempunyai hubungan.
Contoh:
-        Semua harimau bukanlah singa.
-        Tidak ada seorang lelaki pun yang mengenakan rok.

Berdasarkan kuantitas, proposisi dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

1.     Umum adalah predikat proposisi membenarkan atau mengingkari seluruh subjek.
Contoh:
-        Semua gajah bukanlah kera.
-        Tidak seeokor gajah pun adalah kera.
       
        2. Khusus adalah predikat proposisi hanya membenarkan atau mengingkari sebagian subjeknya.

Contoh:
-        Sebagian mahasiswa gemar olahraga.
-        Tidak semua mahasiswa pandai bernyayi.

C.     Inferensi dan Implikasi

Inferensi
Merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi  dari  fakta  yang  diketahui.  Inferensi  adalah  konklusi  logis  atau  implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar,  proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference  engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base  telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup  akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan.
Contoh:
  • Cara perawatan kesehatan pegawai negeri yang berlaku di Jakarta dewasa ini menyebabkan banyak dosen (juga pegawai negeri yang lain) tidak menjalankan tugasnya, karena setiap kali harus pergi ke Puskesmas pada jam-jam kerja untuk berobat.
  • Pemerintah akan membicarakan jaminan kerja dan upah yang layak bagi semua orang.
Implikasi 
itu artinya akibat, seandainya dikaitkan dengan konteks bahasa hukum, misalnya implikasi hukumnya, berarti akibat hukum yang akan terjadi berdasarkan suatu peristiwa hukum yang terjadi.
Bahasa hukum sebenarnya tidak rumit, prinsipnya bahasa hukum masih mengikuti kaidah EYD, bahasa Indonesia baku. Tetapi, untuk konteks tertentu, ada hal-hal yang tidak bisa mempergunakan bahasa Indonesia baku.

Contoh:
  • Hari ini matahari bersinar terang benderang sejak pagi.
  • Alat pengukur panas di Kemayoran memperlihatkan angka tiga puluh lima derajat Celsius.
D.    Cara menguji data 
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran haruslah merupakan fakta. Oleh karena hal itu diadakan ujian data melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian data tersebut yaitu:

a)     Observasi
b)     Kesaksian
c)      autoritas

E.     Cara menguji fakta

Jika kita mempunyai sebuah data dan kita ingin menguji apakah data tersebut fakta atau tidak, maka harus diadakan penilaian. penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaiut dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.

a)     Konsistensi.
b)     Koherensi.

F.      Cara menguji autoritas

Untuk menguji autoritas, seorang penulis yang objektif selalu menghindari semua desas desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh- sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.

a)     Tidak mengandung perasangka.
b)     Pengalaman dan pendidikan autoritas.
c)      Kemahsyuran dan prestise.
d)     Koherensi dengan kemajuan.

Sumber: 

No comments:

Post a Comment